Selamat Membaca #Anda ingin membaca katalog buku >>> KLIK DISINI...! #Terima Kasih.

Tanah Banjar: Intelektualisme Tak Pernah Mati!


Telah terbit! Buku “Tanah Banjar: Intelektualisme Tak Pernah Mati!” Sebuah upaya dokumentasi dan menyambung-sampaikan berbagai geliat pemikiran sosial budaya dan keagamaan di bumi Antasari, Kalimantan Selatan, dalam kurun waktu 2008 – 2012.
Sebuah karya yang diilhami oleh selaksa kebanggaan terhadap banua kesayangan. Betapa Tanah Banjar telah melahirkan sekian banyak tokoh andal dan terkenal dengan kiprah serta karyanya yang membuat orang selalu memperhitungkan di panggung pentas politik, agama, sosial, ekonomi, seni atau budaya, baik dalam skala regional Kalimantan maupun nasional, dari masa ke masa.

Beragam hal tentang banua Banjar juga bisa ditelusuri dalam buku ini, mulai dari kekayaan budayanya, ruang dan wilayahnya, sampai manusia-manusianya dengan segala potensi dan karakteristik mereka.
Kadang kita sudah merasa cukup bangga dengan segala capaian kejayaan banua, dan terus-menerus mengagungkannya tanpa ada ikhtiar memaknai “lebih dalam” segala hal yang “tak nampak” mata. Alih-alih demikian, sebagian dari kita malah kadang melupakannya.
Kita sebenarnya tak ingin kehilangan jati diri sebagaimana kita tak ingin kehilangan aliran sungai yang selama ini menjadi ikon penghidupan kita. Namun keinginan hanya tinggal keinginan ketika kita –sebagai urang Banjar- tidak berupaya merevitalisasi nilai-nilai adiluhung kebudayaan Banjar, di tengah tantangan yang semakin krusial seiring dengan menguatnya arus global bertopengkan ‘modernitas’. []
Judul              : Tanah Banjar: Intelektualisme Tak Pernah Mati
Penulis           : Taufik El-Rahman
Penerbit         : Penakita Publisher
Terbit             : Maret 2012
Tebal              : xxv + 175 halaman
ISBN               : 978-602-19776-2-0
Harga            : Rp. 45.000 ,- (ditambah ongkos kirim)
Beberapa Testimoni:
“Roh yang saya tangkap, Taufik tidak main-main mengumandangkan : Ini LhoTanah Banjar. Bukan saja tokoh-tokoh hebat Bumi Lambung Mangkurat ini yang coba lebih diperkenalkan, juga ‘potensi’ Ranah Banjar sampai ke dimensi kulinernya. Buku ini adalah gambaran kecintaan Taufik pada Tanah Banjar, juga negara dan agamanya. Pantulan semangat khas seorang anak muda banua.”
Ersis Warmansyah Abbas (Motivator, Petambak Ikan dan Pegiat Tulis Menulis)
“Ide brilian dan harapan munculnya lebih banyak lagi tokoh-tokoh muda dari Bumi Antasari yang mengambil peran penting di kancah Nasional dan Internasional ada di dalam buku ini. Buku ini mengajak kita berani menatap masa depan bagi kebangkitan Urang Banjar. Tidak berlebihan kalau saya katakan, buku ini fonemenal, unik, kritis, cerdas dan mencerdaskan sekaligus mencerahkan, membuat saya semakin bangga menjadi Urang Banjar.”
(Ust. H. Miftahur Rahman El-Banjary, MA; Motivator Penggali Potensi Indonesia, Penulis buku laris nasional: Dahsyatnya Potensi Ahsanu Taqwim & Keajaiban 1000 Dinar, Kandidat Doktor di Arab League Univ, Cairo Mesir)

“Buku ini menjadi bagian penting dari pesan judulnya, banyak perspektif yang menggugah kesadaran bersama dan terkadang mengusik daya kritis yang tersembunyi. Gaya penulisan yang popular dan sebagian ringan sangat membantu lebih banyak pembaca yang ingin bersinggungan secara akrab dengan perspektif penulisnya tentang berbagai tema yang dibahas dalam buku ini.”
HE. Benyamine (Pemerhati Sosial Kebudayaan)
“Saya kira, kumpulan tulisan dalam buku ini adalah kepingan-kepingan cermin bagi kita masyarakat (urang) Banjar. Sulit rasanya menyangkal apa yang telah direkam oleh penulis. Tak ada yang bisa kita lakukan selain mengangguk-angguk, dan kemudian merenungkannya…”
Sandi Firly (Sastrawan, Redaktur Pelaksana Harian Media Kalimantan)
“Buku yang sungguh-sungguh memperkaya persepsi kita tentang tanah Banjar; sejarah, budaya, religiusitas, dan dinamikanya. Dalam tulisan-tulisannya, Taufik merasa perlu untuk menegaskan kembali relasi antara identitas kebanjaran dengan banyak hal terkait kesadaran beretika dan berbudaya masyarakat banua. Pengetahuan penulisnya yang luas membuat buku ini seperti “pintu kemana saja” untuk mengenal Banjar.”
Randu Alamsyah (Jurnalis Radar Banjarmasin)
Taufik El-Rahman membidik hampir semua sudut tentang Banjar. Dia menghadirkan hiruk-pikuk banua ke ranah baca kita yang sepi. Seolah membuyarkan mimpi indah kita yang semu, membukakan mata hati kita, “Inilah Tanah Banjar, Kawan…!!”
Di luar hal-hal itu, selamat atas keberhasilan Taufik menorehkan budaya baru. Konon, orang Banjar budayanya lisan, harat bapander. Tetapi sang penulis salah satu sosok yang coba mendobrak budaya itu. Membuktikan pada dunia, urang Banjar kada bisa bapander haja. Kita pun bisa menulis. Congratulation!”
Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd. (Pengurus Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Kalsel, anggota Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Banjarmasin, dosen Politeknik Negeri Banjarmasin)
Buku ini sangat layak dijadikan referensi dalam menggali informasi yang mendasar tentang budaya Banjar dan Kalimantan Selatan. Tidak hanya mendetail tapi juga mencakup informasi menyeluruh dari segala aspek. Mulai dari sejarah, budaya, aspek keagamaan hingga keresahan seorang anak muda banua yang berusaha dijawab dengan sebentuk pemikiran dan retasan solusi bagi Tanah Banjar yang lebih maju di masa mendatang. Selamat buat Taufik El-Rahman atas hasil briliannya. Kalsel menunggu karya Anda berikutnya.”
Rahayu Suciati (Penulis buku “Aku Bangga Jadi Urang Banjar”)

“Jangan pernah berharap mendapatkan banyak hal dari tulisan-tulisan Taufik El-Rahman di buku ini, sebab Anda akan merasa tak cukup waktu untuk menerima pemikirannya. Taufik mampu bicara lain dari yang Anda duga dari sekadar membaca judulnya. Tiga puluh dua tulisan yang dikapling dalam empat tema ini sebenarnya tak sekadar menggambarkan keluasan pikiran Taufik, tetapi juga subjektivitas rasa. Lihatlah, hampir sebagian besar buah tulisannya ditutup dengan dua kata yang khas, yaitu ‘semoga …’ dan ‘wallahu a’lam“.
Jadi, siapa sebenarnya yang harus meng’amin‘kan dan memastikan kebenaran pendapat Taufik dalam membahas beragam masalah di buku ini? Orang itu adalah Anda, pembaca buku ini! Oleh sebab itu, teruslah menikmati pemikiran ‘emas’ seorang guru yang penuh daya jelajah tinggi ini! Tabik!”
Zulfaisal Putera (Pemerhati Sastra, Guru SMA Negeri 1 Banjarmasin)

Post Title 2